Selasa, 23 Juni 2020

DATA KEAGAMAAN LORE SELATAN


DATA PEGAWAI SYARA' MASJID AL-MAIDAH

Sususan Yang Duduk Dalam PEGAWAI SYARA’ Masjid Gintu

1.      TAMIN DG.SANGKALA

2.      LAODE SENTI

3.      ALI HUSSEN

4.      ANDI DAHLAN

5.      BURHAN LAMAMA

6.      ANCI

7.      KHAIRUL

DATA MASJID 2018
KECAMATAN LORE SELATAN
                           
NO NAMA MASJID ALAMAT LUAS TANAH STATUS TANAH LUAS BANGUNAN TAHUN BERDIRI JUMLAH SDM NO. TELP/HP MESJID BESAR / JAMI
JAMAAH IMAM KHATIB MUAZIN REMAJA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Masjid Al-Maidah Jln. Bumi JambuGintu 1800 m2 wakaf 225 1985 50 Laode Dahlan Ali husen 15 081343555854 Jami'
                           
                           
                           
                           
                           
DATA MASJID 2018
KECAMATAN LORE BARAT
                           
NO NAMA MASJID ALAMAT LUAS TANAH STATUS TANAH LUAS BANGUNAN TAHUN BERDIRI JUMLAH SDM NO. TELP/HP MESJID BESAR / JAMI
JAMAAH IMAM KHATIB MUAZIN REMAJA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Masjid Nurhidayah Jln. Kolori 400 m2 swadaya 81 2009 15 Muhtar Baro Nazar Lapalu Lukman 6 085340521690 Jami'
                           
                           
                           
                           
                           



Kamis, 18 Juni 2020

KUA LORE SELATAN MENUJU NEW NORMAL


SELAMAT DATANG DI KANTOR URUSAN AGAMA KEC. LORE SELATAN
                                     KAMI SENANTIASA MENGAJAK HIDUP BERSIH

1. Cuci tangan Panduan membersihkan tangan sesering mungkin, menjadi imbauan yang terus dikampanyekan. Jaga kebersihan tangan dengan cairan pencuci tangan atau hand sanitizer, jika permukaan tangan tidak terlihat kotor. Gunakan sabun dan air mengalir, jika tangan terlihat kotor. Ikuti tahapan mencuci tangan yang baik, meliputi punggung tangan, bagian dalam, sela-sela jari dan ujung jari. Ilustrasi masker melindungi saat batuk dan mencegah penularan virus corona. Lihat Foto Ilustrasi masker melindungi saat batuk dan mencegah penularan virus corona.(Shutterstock) 2. Hindari menyentuh wajah Menghindari menyentuh area wajah, khususnya mata, hidung dan mulut, dalam kondisi tangan yang belum bersih. Tangan dapat membawa virus yang dapat diperoleh saat kita beraktivitas. Jika tangan kotor dan digunakan menyentuh wajah, maka virus dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh. 3. Menerapkan etika batuk dan bersin Saat batuk atau bersin, tubuh akan mengeluarkan virus dari dalam tubuh. Maka virus dapat mengenai orang lain, sehingga orang tersebut dapat terinfeksi virus yang berasal dari tubuh kita. Baca juga: Protokol Bagi Pekerja di Rumah Sakit agar Tidak Terinfeksi Corona Terlepas seseorang memiliki virus corona atau tidak, etika batuk dan bersin harus dilakukan. Yakni, dengan cara menutup mulut dan hidung menggunakan lengan atas bagian dalam. Selain dengan lengan, bisa menggunakan kain tisu untuk menutup hidung dan mulut saat bersin atau batuk, selepasnya dibuang langsung ke tempat sampah. 4. Gunakan masker Saat Anda memiliki gejala sakit atau gangguan pernapasan, gunakan masker medis saat keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain. Baca juga: Update Corona Dunia 27 Mei: 5,68 Juta Orang Terinfeksi, 2,4 Juta Sembuh Masker medis hanya dapat digunakan satu kali dan harus langsung diganti. Jangan lupa untuk membuang masker tersebut ke tempat sampah yang tertutup dan cuci tangan setelahnya. Kendati demikian, untuk menghindari tertular, bagi Anda yang sehat juga dianjurkan untuk selalu mengenakan masker non-medis atau masker kain. 5. Jaga jarak sosial Agar terhindar dari paparan virus, seperti SARS-CoV-2 yang mewabah seperti saat ini, maka perlunya selalu menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter. Physical distancing atau jaga jarak ini diimbau agar masyarakat tidak mendatangi kerumunan, meminimalisir kontak fisik dengan orang lain dan tidak mengadakan acara yang mengundang orang banyak.




Minggu, 17 Mei 2020

BERMUHASABAH PADA DIRI SENDIRI

Oleh ; Abdul Hamid. S.Ag KUA Lore Selatan Muhasabah, adalah saat-saat terindah dalam hidup sesorang, disaat malam semakin larut, bahkan disaat bangsa kita bahkan sampai dunia dengan istilah pandemi global COVID-19 mewabah saat ini, maka saat inilah waktu yang tepat setiap diri untuk melakukan intropeksi .Maka dengan bermuhasabah, kita akan menemukan jati diri kita, Seakan-akan kita bertanya pada diri kita, Wahai diriku siapakah engkau sebenarnya, wahai diriku engkau akan kemana, amal apa yang telah engkau perbuat, sudah cukupkah bekal menghadap sang pencipta yakni Allah SWT.Ingatlah wahai diriku bahwa engkau telah akan melalui 4 fase kehidupan, Wahai diriku, dalam surat Al-Baqarah ayat 28, Allah SWT berfirman; yang artinya;“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidukan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepadanyalah kamu di kembalikan” Dengan memahami ayat diatas maka mengertilah engkau wahai diriku, bahwa tujuan akhir hidup mu kembali pada sang Khalik Allah SWT. Tetapi ingatlah, jangan pernah paksakan untuk mengenali dirimu, disaat engkau disibukkan dunia , karena engkau akan mudah untuk melupakan segalanya, Wahai diriku, hari demi hari waktu demi waktu, bulan demi bulan engkau berusaha melakukan prestasi amal dihadapan Allah SWT.Maka bersyukur kehadirat-Nya Kalaulah engkau wahai diriku, diperintahkan untuk melihat dirimu sendiri, melihat masa lalu atau membaca kembali sejarah, maka tujuannya adalah agar kiranya engkau bisa menjadi lebih baik pada masa yang akan datang, agar engkau wahai diriku tidak jatuh pada lubang yang ke dua kalinya. Allah SWT.berfirman mengingatkan engkau wahai diriku, sebagaimana dalam Surat AL-Hasyr ayat 18; yang artinya ; hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk menjadi pelajaran hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” Akhirnya dengan senantiasa bermuhasabah, maka maka engkau wahai diriku akan senantiasa sadar dan diingatkan dengan hari-hari Allah SWT. Karena yang demikian itu sungguh menjadi tanda-tanda bagi orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur. Dan ingatlah bahwa waktu akan terus berjalan dan berlalu, siang berganti siang dan malam berganti malam . Waktu terus berjalan dan engkau akan meninggalkan dunia ini. engkau tidak menyesal atas hilangnya sesuatu, tetapi engkau menyesal atas hari di mana umurmu berkurang dan manakalah amalmu tidak bertambah. Allah ciptakan hari, agar engkau pandai bersyukur. Ingatlah bahwa waktu terus berjalan dan engkau masih diberikan kesempatan untuk hidup . maka syukuri keberadaanmu, syukuri yang ada padamu, sadarilah bahwa engkau adalah mahkluk yang disayang Allah, tetapi kamu tidak melihat disisi lain , engkau terlalu banyak mengeluh, menganggap dirimu benar selamanya, kamu tidak pernah merasa menyakiti orang lain karena rasa egois, lupa saling menyayangi sesama, baik yang dekat maupun yang jauh, tetangga, sahabat, saudara, wahai diriku jangan pernah engkau saling menyakiti, jangan pernah mengeluh dan merasa tidak beruntung, cobalah melihat dirimu pada orang lain, cobalah melihat apa yang engkau punya, maka engkau akan bersyukur. Wahai diriku engkau telah bisa mengenal dirimu . Amiin(renungan )

Rabu, 01 April 2020

CEGAH COVID-19 DENGAN KEBERSIHAN DALAM KEIMANAN DAN KETAKWAAN


CEGAH COVID-19

BERSAMA KUA LORE SELATAN MARI BERPERAN AKTIF DALAM MENCEGAH PENYEBARAN VIRUS COVID-19
CORONA WABAH YANG MEMATIKAN WAJIB BERIKHTIAR
Dengan ;
1. Mentaati Fatwa MUI No. 14 Tahun 2020
2. Surat Edaran Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag RI
3. Instruksi Pemerintah Daerah



Kamis, 29 Agustus 2019

Jadawal Nikah KUA Lore Selatan



SELAMAT DATANG DALAM LAMAN JADWAL AKAD NIKAH ONLINE, PASTIKAN NIKAH ANDA TERCATAT DI KUA 
JADWAL PELAKSANAAN AKAD NIKAH KUA LORE SELATAN  
JADWAL AKAD NIKAH KUA LORE SELATAN TAHUN 
1441 H/2019 M
NO
NAMA CATIN LK
NAMA CATIN PR
WALI/NASAB/HAKIM
ALAMAT
JAM
PENGHULU
1









2









3









4






5






6






7






                                                                                 Mengetahui ;
                                                                                                            






                               
         

Rabu, 28 Agustus 2019

Pernikahan yang hakiki berawal dari niat

PERNIKAHAN Rubrik Keluarga 





JADIKAN RUMAHKU ADALAH SURGAKU

CINTA kasih ibarat gravitasi yang sangat kuat, maha dahsyat, bagaikan bumi yang menarik benda-benda yang ada dipermukaan.Kelestarian kehidupan didunia ini akan tumbuh akibat cinta dan kasih dua insan yang berlainan jenis. tegaknya kehidupan rumah tangga adalah akibat adanya sumur cinta kasih menjadikan kesuburan ditengah padang pasir. menjadikan sumber kehidupan bagi para musafir, jika gravitasi itu hilang maka hancurlah keseimbangan alam semesta, begitu pula kasih sayang hilang dihati dua insan yang bertaut dalam ikatan pernikahan maka alamat kiamat rumah tangga akan datang, cinta adalah sesuatu menjadikan semua menjadi indah, akibat dari cinta akan membuat sang pelaku kadang lupa diri karna tak mampu membendung perasaan yang begitu bergejolak, kadangkala 1 hari tak bertemu bagaikan satu minggu, satu minggu tak bertemu bagaikan satu bulan, satu bulan tak bertemu pingsan. ha..ha...tetapi cinta , kerinduan setahun akan terhapus dengan pertemuan sedetik itulah CINTA. RUMAH TANGGA TAMPA ADANYA CINTA KASIH DAN SAYANG bagaikan satu kuburan, dan ini adalah neraka dunia.TETAPI ingat masa menikah tidaksama masa ta'aruf atau masa perkenalan dan khitba atau pinangan, sewaktu perkenalan dan pinangan yang kita lihat adalah manisnya saja, manisnya pernikahan, indahnya bersama masa bahagia ketika berdua dan bayangan lainnya yang membuat hati berbunga-bunga TETAPI setelah menikah baru kita akan mengetahui keburukan, kekurangan dan cacat pasangan kita, aib keluarga, ketidak cocokan yang menganga, dan berbagai hal lainnya yang memberatkan, saat itulah prahara keluarga terkadang menerpa tiada mengenal waktu.MAKA DARI ITULAH berawal dari niat yang tertancap saat akan menikah, jika niatnya akan mendapatkan kecantikan pasangan kita maka bisa jadi kita akan mendapatkannya, kekayaan biasa kita mendapatkannya, tetapi kesuanya itu adalah semu untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, hanya niat karena Allah SWT dan Rasulnya saja akan memberikan kebahagiaan yang hakiki sebab menikah karena semata-mata menjadi sarana ibadah. dengan niat inilah maka akan melahirkan generasi yang akan memberikan bobot kepada bumi dengan kalimat laa ilaaha illallah. dan memang semua berawal dari niat.    

Senin, 26 Agustus 2019

Renungan muhasabah (By. S) Abdul Hamid. S.Ag

Menyambut Datangnya Tahun Baru Islam 1441 Hijriyah Ketika malam semakin larut, maka kita akan menemukan siapakah kita sebenarnya, jangan paksakan kenali diri kita dikala dunia menyibukkan kita karna kita mudah untuk mudah lupa segalanya, hari demi hari waktu demi waktu, bulan baru Islam 1441 H siap kita menyambutnya penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT. Kalaulah kita diperintahkan untuk melihat diri kita, melihat masa lalu dan melihat atau membaca sejarah, maka tujuannya adalah agar kiranya kita bisa menjadi lebih baik pada masa yang akan datang, agar kita tidak jatuh pada lubang yang ke dua kalinya. Allah SWT Berfirman dalam Surat AL-Hasyr ayat 18; artinya ; hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk menjadi pelajaran hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Hasyr : 18) Dan ingatkan mereka dengan hari-hari Allah. Karena yang demikian itu sungguh menjadi tanda-tanda bagi orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur. dan ingatlah bahwa waktu akan terus berjalan dan berlalu siang berganti siang dan malam berganti malam . waktu terus berjalan dan kita akan meninggalkan dunia ini. Aku tidak menyesal atas hilangnya sesuatu, tetapi aku menyesal atas hari di mana umurku berkurang dan manakalah amalku tidak bertambah. Allah ciptakan hari, agar kita pandai bersyukur. Ingatlah bahwa waktu terus berjalan dan kita masih diberikan kesempatan untuk hidup . maka syukuri keberadaan kita, syukuri yang ada pada kita, sadarilah bahwa kita adalah mahkluk yang disayang Allah, tetapi kita tidak melihat disisi lain , kita terlalu banyak mengeluh, menganggap kita benar selamanya kita tidak pernah merasa menyakiti orang lain karena rasa egois kita, lupa saling menyayangi sesama baik yang dekat maupun yang jauh, tetangga, sahabat saudara,jangan pernah saling menyakiti, jangan pernah mengeluh dan merasa tidak beruntung, cobalah melihat diri kita pada orang lain, cobalah melihat apa yang kita punya maka kita akan bersyukur. (renungan )

Inovasi, inspirasi dan kreatif

KUA LORE SELATAN
SELAMAT DATANG DI JADWAL AKAD NIKAH SECARA ONLINE








Tidak terkenal didunia tapi populer oleh penduduk langit

SIMKAH WEB KUA PENCATATAN NIKAH ONLINE.TEROBOSAN MENINGKATKAN LAYANAN KEMENAG DALAM IT Allah SWT berfirman dalan Surah Al-Hujurat, Ayat 13: Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa.” Dalam ayat di atas terdapat 3 (tiga) kata kunci. Pertama “mulia”, kedua “Allah”, dan ketiga “takwa”. Ayat ini mengandung maksud bahwa mulia tidaknya seseorang sesungguhnya bergantung pada ketakwaannya kepada Allah SWT dan bukan kepada hal-hal yang bersifat duniawi. Dengan kata lain, yang disebut orang mulia sesunguhnya adalah mereka yang senantiasa berbuat kemuliaan berupa ketakwaaan. Definisi ini bersifat teologis karena bersumber pada keyakinan akan kebenaran firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an. Berdasar pada pandangan teologis tersebut, kita bisa membedakan antara orang mulia dengan orang yang dimuliakan. Orang mulia adalah mereka yang dimuliakan Allah karena senantiasa berbuat kemuliaan dengan melaksanakan hal-hal yang diperintahkan Allah SWT, dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Sedangkan orang yang dimuliakan adalah mereka yang secara sosiologis dihormati masyarakat karena memiliki latar belakang tertentu seperti: jabatan, keturunan, kekayaan, keilmuan atau keahlian, dan sebagainya. saya ingin mengajukan pertanyaan apakah orang mulia di sisi Allah itu sekaligus orang yang dimuliakan di dunia ini? Dengan kalimat lain, apakah orang-orang mulia karena ketakwaannya kepada Allah selalu dimuliakan juga oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya? Jawabnya, “tidak selalu” karena secara faktual ada beberapa orang mulia di sisi Allah keberadaannya diremehkan oleh masyarakat disebabkan tidak memiliki latar belakang tertentu yang bersifat duniawi seperti jabatan penting, kekayaan melimpah, nasab tinggi, dan lain sebagainya. Tentu saja ada banyak orang mulia di sisi Allah yang juga dihormati dalam masyarakat karena memiliki kriteria-kriteria tertentu yang berlaku di masyarakat seperti tersebut di atas. Salah satu contoh orang mulia di sisi Allah tetapi tidak dihormati oleh masyarakat adalah Uwais Al-Qarni - seorang pemuda miskin penduduk desa Qaran di Yaman. Dia menjalani kehidupan yang sulit bersama ibunya yang seorang janda. Ia pernah menderita penyakit kusta. Pakaiannya hanya ada dua helai. Uwais Al-Qarni bekerja hanya sebagai penggembala hewan ternak dengan upah tak seberapa. Dengan keadaan Uwais yang seperti itu ia sering ditertawakan, diolok-olok, dihina, dan dituduh mencuri ini mencuri itu. Tetapi semua perlakuan masyarakat seperti itu ia terima dengan sabar. Ketika pada suatu hari ada seseorang yang bermaksud memberikan sedekah berupa dua helai pakaian, Uwais Al-Qarni menolaknya. Kepada orang tersebut, Uwais Al-Qarni mengatakan: “Saya khawatir kalau pakaian ini saya terima, nanti orang-orang mengintrogasi saya dari mana saya mendapatkan pakaian ini. Mereka pasti tidak percaya dengan jawaban saya. Mereka akan menuduh saya kalau pakaian ini saya dapat kalau tidak dengan membujuk ya mencuri”. , Sungguhpun Uwais Al-Qarni hidup dalam kemiskinan, ia menjalani kehidupannya dengan penuh ketakwaan. Bahkan ketakwaannya diakui oleh Rasulullah SAW meskipun diantara mereka belum pernah saling bertemu. Hal yang sangat menonjol dari ketakwaan Uwais Al-Qarni sebagaimana diceritakan Rasulullah SAW adalah baktinya kepada sang ibu yang luar biasa. Sejak kecil Uwais Al-Qarni selalu taat dan hormat kepada ibunya. Ketika sang ibu telah tua dan lumpuh, bakti Uwais kepada sang ibu semakin bertambah. Suatu hari sebenarnya ia sangat rindu untuk bertemu Rasulullah SAW, namun ia selalu mengurungkan niatnya karena tak tega meninggalkan sang ibu sendirian di rumah tanpa ada yang merawatnya. Ketika pada suatu hari ia melihat ibunya cukup sehat, ia mendekat padanya untuk menyampaikan isi hatinya, yakni ingin bertemu atau sowan kepada Rasululullah SAW di Madinah. Uwais Al-Qarni memohon ijin kepada ibunya agar diperkenankan. Sang Ibu sangat terharu dengan keinginan Uwais untuk bertemu Rasululllah SAW. Sang ibu menjawab: “Pergilah wahai anakku! Temuilah Nabi Muhammad SAW di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”. Akhirnya berangkatlah Uwais Al-Qarni ke Madinah yang jaraknya dari Yaman sekitar 400 kilometer. Tibalah Uwais Al-Qarni di kota Madinah dan segera menuju rumah Nabi Muhammad SAW. Diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Tak ada jawaban dari Rasulullah SAW. Ia hanya mendapat jawaban dari istri beliau Aisyah RA yang mengatakan Rasulullah SAW sedang berada di medan perang dan belum diketahui kapan beliau kembali. Uwais Al-Qarni teringat pesan ibunya untuk segera pulang. Maka segeralah ia pulang ke Yaman meski dengan hati yang hampa karena gagal bertemu Rasulullah SAW yang sangat dirindukannya. Namun sebelum pulang, Uwais Al-Qarni sempat menitipkan salam untuk Rasulullah SAW lewat Aisyah RA. Ketika Rasulullah SAW pulang ke rumah, Aisyah RA memberitahukan tentang kedatangan seorang laki-laki tak dikenalnya beberapa waktu sebelumnya. Rasulullah SAW menjelaskan kepada Aisyah bahwa laki-laki itu bernama Uwais Al-Qarni meski beliau belum pernah bertemu secara langsung. Ia adalah anak yang sangat taat kepada ibunya. Ia tak populer di kalangan penduduk bumi karena miskin sekali, tetapi ia sangat terkernal di kalangan penduduk langit. Sedemikian istimewa Uwais Al-Qarni hingga Rasulullah SAW menceritakannya kepada Umar bin Khattab RA dan Ali bin Abi Thalib RA: سَيَقْدَمُ عَلَيْكُمْ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ أُوَيْسٌ كَانَ بِهِ بَيَاضٌ , فَدَعَا اللَّهَ لَهُ فَأَذْهَبَهُ اللَّهُ ، فَمَنْ لَقِيَهُ مِنْكُمْ فَمُرُوهُ فَلْيَسْتَغْفِرْ لَهُ Artinya: “Kelak akan datang seorang laki-laki bernama Uwais. Ia memiliki belang putih. Ia berdoa agar Allah menghilangkan belang itu, maka Allah menghilangkannya (kecuali di lengannya). Barang siapa diantara kalian bertemu dia, maka termuilah dia dan mintalah padanya untuk memintakan ampunan kepada Allah.” Pesan tersebut akhirnya benar-benar dilaksanakan oleh Ali bin Abi Thalib RA dan Umar bin Khattab RA ketika Rasulullah SAW telah wafat. Kepada Uwais Al-Qarni, kedua sahabat besar Rasulullah SAW tersebut mengatakan: يَا أُوَيْس إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَليه وَسَلَّم أَمَرَنَا أَنْ نَسْأَلُكَ أَنْ تَسْتَغْفِرُ لَنَا Artinya: “Hai Uwais sesungguhnya Rasulullah SAW telah memerintahkan kami agar engkau memintakan ampunan kepada Allah agar dosa-dosa kami diampuni-Nya.” Mendengar apa yang dikatakan Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khattab RA tersebut, Uwais Al-Qarni hanya bisa menangis, tetapi kemudian memberikan jawaban bisa jadi orang yang dimaksudkan Rasulullah SAW itu bukan dirinya. Tetapi Ali bin Abi Thalib RA terus mendesak agar ia mau mendoakan bagi Umar bin Khattab RA dan Ali bin Abi Thalib RA karena sangat menyakini bahwa dialah orang yang dimaksudkan Rasulullah SAW. Akhirnya Uwais Al-Qarni bersedia memenuhi permintaan tersebut dengan memanjatkan doa ampunan kepada Allah bagi keduanya. Dari kisah Uwais Al-Qarni di atas, ada beberapa hal yang dapat kita petik sebagai pelajaran berharga. Pertama, orang mulia karena ketakwaannya kepada Allah SWT akan tetap mulia dan taat kepada-Nya meski seperti apapun kondisi sosial ekonominya. Ia akan tetap sabar dan istiqamah menjadi hamba-Nya yang saleh tanpa terpengaruh oleh hal-hal duniawi seperti tidak dihormati oleh masyarakat karena miskin. Kedua, janganlah kita memandang seseorang dari sisi duniawinya, lalu merendahkannya karena bisa jadi ia memiliki sisi ukhrawi yang jauh lebih baik dari pada kita. Bisa jadi kita membutuhkan pertolongannya di akherat kelak berupa syafaat karena orang-orang mulia di sisi Allah seperti Uwais Al-Qarni dapat memberikan syafaat kepada orang-orang tertentu. Disebutkan dalam beberapa riwayat bahwa Uwais Al-Qani kelak ketika memasuki pintu surga diberhentikan langkah kakinya oleh Allah SWT. Allah menghendaki agar Uwais Al-Qarni berhenti sebentar untuk memberikan syafaat terlebih dahulu kepada orang-orang dari kabilah Rabiah dan Mudhar yang membutuhkan pertolongannya. Semoga kita semua dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dari kisah Uwais Al-Qarni. Barangkali di sekitar kita, ada orang-orang yang keadaannya mirip dengan Uwais Al-Qarni meski tidak sama persis, yakni tidak populer di masyarakat karena status sosialnya yang rendah. Orang seperti ini bisa jadi sangat poluler di kalangan penduduk langit jika terbukti memang selalu hidup dalam ketakwaan yang tinggi kepada Allah SWT dan selalu istiqamah dalam kebaikan-kebaikannya. Tidak selayaknya kita meremehkan orang seperti ini.