Sabtu, 26 September 2020

MENGENAL SEJARAH SINGKAT KAB. POSO (Wikipedia)

KABUPATEN POSO MENUJU LEBIH MAJU

Sejarah Pada mulanya penduduk yang mendiami daerah Poso berada di bawah kekuasaan Pemerintah Raja-Raja yang terdiri dari Raja Poso, Raja Napu, Raja Mori, Raja Tojo, Raja Una Una dan Raja Bungku yang satu sama lain tidak ada hubungannya. Keenam wilayah kerajaan tersebut di bawah pengaruh tiga kerajaan, yakni: Wilayah Bagian Selatan tunduk kepada Kerajaan Luwu yang berkedudukan di Palopo, sedangkan Wilayah Bagian Utara tunduk di bawah pengaruh Raja Sigi yang berkedudukan di Sigi (Daerah Kabupaten Donggala) dan khusus wilayah bagian Timur, yakni daerah Bungku termasuk daerah kepulauan tunduk kepada Raja Ternate. Sejak tahun 1880 Pemerintah Hindia Belanda di Sulawesi Bagian Utara mulai menguasai Sulawesi Tengah dan secara berangsur-angsur berusaha untuk melepaskan pengaruh Raja Luwu dan Raja Sigi di daerah Poso. Masa Pendudukan Belanda Pada 1918, seluruh wilayah Sulawesi Tengah dalam lingkungan Kabupaten Poso yang ketika itu telah dikuasai oleh Hindia Belanda dan mulailah disusun pemerintah sipil. Kemudian oleh Pemerintah Belanda wilayah Poso dalam tahun 1905-1918 terbagi dalam dua kekuasaan pemerintah, sebagian masuk wilayah Keresidenan Manado, yakni Onderafdeeling (kewedanan) Kolonodale dan Bungku, sedangkan kedudukan raja-raja dan wilayah kekuasaanya tetap dipertahankan dengan sebutan Self Bestuure-Gabieden (wilayah kerajaan) berpegang pada peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Belanda yang disebut Self Bestuure atau Peraturan Adat Kerajaan (hukum adat). Pada 1919 seluruh wilayah Poso digabungkan dialihkan dalam wilayah Keresidenan Manado di mana Sulawesi tengah terbagi dalam dua wilayah yang disebut Afdeeling, yaitu: Afdeeling Donggala dengan ibu kotanya Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibu kotanya kota Poso yang dipimpin oleh masing-masing Asisten Residen. Sejak 2 Desember 1948, Daerah Otonom Sulawesi Tengah terbentuk, meliputi Afdeeling Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibu kotanya Poso yang terdiri dari tiga wilayah Onder Afdeeling Chef atau lazimnya disebut pada waktu itu Kontroleur atau Hoofd Van Poltselyk Bestuure (HPB). Distrik Sulawesi Tengah Ketiga Onder Afdeeling ini meliputi beberapa Landschap dan terbagi dengan beberapa distrik, yakni:
 • Onder Afdeeling Poso, meliputi:
 Landschap Poso Lage berkedudukan di Poso, 
Landschap Lore berkedudukan di Wanga, 
Landschap Tojo berkedudukan di Ampana, 
Landschap Una-una berkedudukan di Ampana.
 • Onder Afdeeling Bungku dan Mori, meliputi: 
Landschap Bungku berkedudukan di Bungku,
 Landschap Mori berkedudukan di Mori. 
• Onder Afdeeling Luwuk, meliputi: 
Landschap Banggai berkedudukan di Luwuk.
 • Onder Afdeeling Donggala. 
• Onder Afdeeling Palu.
 • Onder Afdeeling Toli Toli.
 • Onder Afdeeling Parigi.
 Pada tahun 1949, setelah realisasi pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah disusul dengan pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah. Pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah merupakan tindak lanjut dari hasil Muktamar Raja-Raja se-Sulawesi Tengah pada tanggal 13-14 Oktober 1948 di Parigi yang mencetuskan suara rakyat se-Sulawesi Tengah agar dalam lingkungan Pemerintah Negara Indonesia Timur (NIT). Sul-Teng dapat berdiri sendiri dan ditetapkan bapak Rajawali Pusadan Ketua Dewan Raja-Raja sebagai Kepala Daerah Otonom Sulawesi Tengah. Daerah Otonom Selanjutnya, dengan melalui beberapa tahapan, Sulawesi Tengah melalui Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah yang dipimpin oleh A.Y. Binol pada tahun 1952 dikeluarkan PP No. 33 Tahun 1952 tentang pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah yang terdiri dari

 Onder Afdeeling Poso, Luwuk Banggai dan Kolonodale dengan ibu kotanya Poso dan daerah Otonom Donggala meliputi 
Onder Afdeeling Donggala, Palu, Parigi dan Toli Toli dengan ibu kotanya Palu. Pada tahun 1959 berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959 Daerah Otonom Poso dipecah menjadi dua daerah kabupaten, yakni Kabupaten Poso dengan ibu kotanya Poso dan Kabupaten Banggai dengan ibu kotanya Luwuk. Geografi Batas Wilayah Utara Teluk Tomini dan Kabupaten Parigi Moutong Timur Kabupaten Tojo Una-Una dan Kabupaten Morowali Utara Selatan Sulawesi Selatan Barat Kabupaten Sigi 

Pemerintahan 
Daftar Bupati Berikut ini adalah Daftar Bupati Poso;[3]: No. Foto Nama Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Wakil Bupati Keterangan Ref. 
Kepala Daerah Sulawesi Tengah di Poso # Rajawali Pusadan 1948 1952 
Kepala Daerah Sulawesi Tengah yang berkedudukan di Poso.
 Bupati Poso 1 Abdul Latif Daeng Masikki 1952 1954 
Bupati pertama Kabupaten Poso, sekaligus bupati pertama yang berasal dari kalangan militer. 
2 Alimuddin Daeng Matiro 1954 1956 
3 Djafar Lapasere 1956 1957 Bupati pertama yang berasal dari kalangan sipil.
 4 S. Kabo 1957 1959 Bupati pertama yang berlatar belakang keluarga raja. Plt A. Wahab 1959 1960 Penjabat Bupati yang pertama. 
5 Ngitung 1960 1962 
6 Bartolomeus Lallung Sallata 1962 1968 
7 Ghalib Lasahido 1968 1973
 8 Marto Herlan Koeswandi 1973 1984
 9 Soegiono 1984 1988 Plt J.W. Sarapang 1988 1989 Penjabat Bupati
 10 Arief Patanga 1989 1999 Plt Haryono 1999 1999 Penjabat Bupati 
11 Abdul Muin Pusadan 1999 2004 Plt Andi Azikin Suyuti 2004 2005 Penjabat Bupati 
12 Piet Inkiriwang 30 Agustus 2005 30 Agustus 2010 Dr. Abdul Muthalib Rimi, SH, MH 30 Agustus 2010 31 Agustus 2015 Ir. T. Samsuri, M.Si Plt Sin Sigus Songgo 28 September 2015 17 Februari 2016 Penjabat Bupati 
13 Darmin A. Sigilipu 17 Februari 2016 Petahana Ir. T. Samsuri, M.Si 

 Kecamatan Demografi
 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Poso 2020, penduduknya berjumlah 256.393 jiwa, dengan kepadatan 36,05 jiwa/km².[1] Penduduk kabupaten Poso terdiri dari bermacam suku bangsa, sehingga termasuk sebagai kabupaten yang multikultural di Indonesia. Penduduknya juga cukup beragam dalam keagamaan. Data dari Kementerian Agama tahun 2020, sekitar 60,80% (151.261 jiwa) memeluk agama Kristen, dimana Protestan 59,45% (147.899 jiwa)[5] dan Katolik 1,35% (3.362 jiwa).[6] Kemudian Islam berjumlah 33,60% (83.597 jiwa)[7], kemudian Hindu 5,60% (13.937 jiwa)[8] dan sebagian kecil beragama Budha tidak sampai 0,01% (4 jiwa).[1][9] 

Kesehatan
 • Rumah Sakit Umum Daerah Poso
 • Rumah Sakit Sinar Kasih Tentena 

Pariwisata Objek wisata • Danau Poso • Air Terjun Sulewana • Air Terjun Saluopa • Goa Pamona • Goa Tangkaboba • Lembah Bada • Taman Nasional Lore Lindu • Pantai Imbo • Pantai Madale • Pantai Siuri • Pantai Penghibur Poso • Teluk Tomini • Gua Latea • Megalitik Stone di Napu • Watu Mora'a • Taman Laut Kalamalea( Dusun Kalamalea,Madale, Poso Kota Utara, Poso ) • Taman Anggrek Bancea • Taman Budaya Bada • Air Panas Pantango Lemba Makanan KhasTosu-TosuKatue Tosu-TosuKatue adalah makanan khas berupa kerang yang dibuat menjadi sate. Dalam bahasa Indonesia, Tosu-TosuKatue berarti Sate Kerang. • Wayawo Masapi (Woku Sogili) Masakan ini berbahan Sogili atau dalam bahasa Indonesia Moa / Sidat (Belut bertelinga) yang dimasak sedemikian rupa sehingga menghadirkan rasa yang istimewa. • Ituwu Manu Ituwu Manu atau Ayam dimasak dalam bumbu, merupakan resep masakan warisan leluhur.Ayam dimasak sedemikian rupa di dalam campuran berbagai bumbu, setelah matang kemudian dituangkan kedalam wadah berupa mangkuk besar. • Winagoe Makanan ini adalah nasi yang dibungkus dengan daun khusus (Winalu).Sayangnya saat ini daun tersebut telah sulit ditemukan.Winagoe sangat nikmat dimakan dengan Tosu-TosuKatue, WayawoMasapi, atau Ituwu Manu. • Inau Tarente Sulewana Inau Tarente Sulewana adalah masakan dari berbagai jenis sayuran yang menggunakan rempah minimalis.Inau Terante berarti Urap Sayur sedangkan Sulewana adalah nama daerah asal masakan ini. Biasanya Inau Tarente Sulewana dimakan bersama Woku Sogili. • Kukisi Jongi Kukisi Jongi berarti Pudding dari buah Jongi. Buah jongi merupakan buah yang rasanya masam, namun dengan teknik pengolahan tertentu maka terciptalah Kukisi jongi yang manis dan segar. 

Transportasi Darat 
• Ojek • Angkot • Bus • Mini Bus/Travel Udara Kabupaten Poso memiliki bandara domestik,yaitu Bandara Kasiguncu yang mulai kembali beroperasi sejak 2005. Merpati membuka penerbangan Makassar – Poso dan sebaliknya dengan menggunakan pesawat MA60 berkapasitas 56 penumpang namun di tutup 2014 silam karena bangkrut. Kemudian di susul dengan beroperasinya Wings Air yang membuka penerbangan Makassar-Poso dan sebaliknya menggunakan pesawat ATR72 berkapasitas 72 penumpang. Pada tahun 2013 jumlah penumpang yang berangkat dari Poso 12.441 penumpang dari 238 penerbangan,meningkat dari tahun sebelumnya 10.351 dari 277 penerbangan. Rencananya dalam waktu dekat akan di buka penerbangan lagi menuju Luwuk,Manado, dan Gorontalo. Laut[ Kabupaten poso memiliki pelabuhan yaitu pelabuhan Poso. KM Sangiang yang berkapasitas 554 penumpang menjalani rute menuju Togean Island – Gorontalo – Bitung – Ternate – Sanana – Namlea – Ambon lalu kembali menyusur jalan balik sampai ke Poso. Rute lainnya adalah Bitung – Ulusiau – Tahuna – Lirung – Karatung – Miangas lalu menyusur rute balik ke Bitung – Gorontalo sampai Poso. Pendidikan Pendidikan di kabupaten ini semakin meningkat pasca Kerusuhan yang terjadi beberapa tahun lalu.Kabupaten Poso memiliki 170 TK,231 SD,76 SMP,19 SMA,16 SMK. Perguruan Tinggi[ • Universitas Sintuwu Maroso • Sekolah Tinggi Theologia Tentena • Universitas Kristen Tentena • Akademi Keperawatan Poso • Sekolah Tinggi Agama Islam • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Husada Mandiri Poso Sarana dan prasarana umum di Kabupaten Poso Bandara Kasiguncu • Pelabuhan Poso • Stadion Kasintuwu • Gedung Olahraga Pusalemba Poso • Pasar Tentena • Pasar Kasiguncu • Museum Poso (perencanaan) • Bandara Bada (konstruksi) • Pasar Modern Kawua • Poso City Mall [10]
 Klub sepak bola • Persipos (Liga Nusantara) • Persidapos (Liga Nusantara)[11] 
Kota Poso Kota Poso merupakan ibu kota Kabupaten Poso yang statusnya akan dinaikkan menjadi kotamadya, dan direncanakan sebagai calon ibu kota provinsi Sulawesi Timur. Kecamatan yang mungkin bergabung, meliputi: • Poso Kota • Poso Kota Utara • Poso Kota Selatan • Poso Pesisir • Poso Pesisir Selatan • Poso Pesisir Utara • Lage • Lage Timur(pengajuan pemekaran kecamatan) Kabupaten Lore[ Kabupaten Lore nantinya akan berstatus kabupaten konservasi, karena terdapat Taman Nasional Lore Lindu sama seperti Kabupaten Malinau di Provinsi Kalimantan Utara Kecamatan yang mungkin bergabung 1. Lore Utara 2. Lore Timur 3. Lore Piore 4. Lore Tengah 5. Lore Barat 6. Lore Selatan • Danau Poso • Patung megalitikum • Soekarno saat berkunjung ke Poso • Air Terjun Saluopa SUMBER WIKIPEDIA

Sabtu, 19 September 2020

PROFIL KUA LORE SELATAN 2020

 

PROFIL KANTOR URUSAN AGAMA

Selamat Datang. Anda berada di Blog KUA Lore Selatan

KEC. LORE SELATAN KAB. POSO









 

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN POSO

TAHUN 2020

A. Sejarah Berdirinya Kantor Urusan Agama kec. Lore Selatan

        Penduduk kecamatan pada umumnya berpenduduk mayoritas kristiani,  masyarakat  Islam pada saat itu adalah penduduk yang minoritas.     . Pada tahun berjalan,  pemerintah dalam hal ini departemen Agama perlu kiranya menempatkan satu lembaga KUA yang akan mengatur terkhusus  dalam pencatatan perkawinan.

      Sebelum terbentuknya Lembaga Kantor Urusan Agama di Kecamatan Lore Selatan secara histori, wilayah kecamatan lore selatan pada saat termasuk daerah terisolir, yang menjadi kendala bagi warga muslim ketika akan mencatatkan pernikahan mereka ditempat lain .  Dari  sejarah itulah maka   departemen Agama kabupaten poso telah merekomendasikan satu lokasi tanah perkantoran KUA.

          Pada tanggal 03 Juni tahun 1991 maka dilaksanakan proses penyerahan tanah hibah untuk perkantoran KUA Lore Selatan, yang diserahkan langsung oleh bapak camat lore selatan An. Bapak  W. Intan Kaiya BA dan diterimah dan dibuatkan pernyatan kepemilikan tanah depertemen agama dalam hal ini di tanda tangani Kepala Kantor Depertemen Agama kabupaten Poso Saat Itu Bapak H. Nasarudin L. Midu dan di ketahui Kepala Desa gintu Bapak R kapoy . Itulah sejarah ringkas keberadaan Kantor Urusan Agama kecamatan lore selatan.  

 

  1. Batas Tanah dan luas Tanah Kantor KUA Lore Selatan

Batas

Panjang

Batas

 

 

 

Sebelah Utara

34 Meter

Jln. Masjid Al-Maidah Gintu

Sebelah Selatan

20 Meter

Jln. Lapangan Olahraga

Sebelah timur

34 Meter

Tanah  Rumah Dinas

Sebelah Barat

20 Meter

Tanah Pemda

 

 

 

  1. LUAS BANGUNAN KUA LORE SELATAN ADALAH : 80 M2

 

 

       Maka setelah Lembaga Kantor Urusan Agama Kecamatan Lore Selatan selesai pada tahun 1993-1994, maka di angkatlah Kepala kantor urusan Agama Kec. Lore Selatan yang pertama. Pejabat yang pernah diberikan amanah sebagai Kepala KUA Lore Selatan sebagai berikut :

 

 

 

 

 

1. Bpk. Simanang Cikka BA Pada Tahun 1993 – 1996

2. Bpk. Basir Lisa  Pada Tahun 1996 – 2001

3. Bpk. Simanang Cikka BA Pada Tahun 2001 - 2007 

4. Bpk. Basrin Ombo, S.Ag M.HI Pada Tahun  2007 – 2010

5. Bpk. Drs. Siddiq. B Pada Tahun 2010 – 2013

6. Bpk. H.Mansur, S.Ag Pada Tahun 2013 – 2017

7. Bpk. Abdul Hamid, S.Ag Pada Tahun 2017 – Sampai sekarang.             

 

 

2. KONDISI BANGUNAN KUA

 

       Kondisi bangun KUA Lore Selatan saat ini masuk dalam kategori bangun rusak sedang

3. DATA PERISTIWA PERTAHUN

 

      Dari tahun 1993 sampai tahun 1999 data nikah di angka 15 pertahun

     Dari tahun 2001 sampai tahun 2010 data nikah di angka 5 pertahun

     Dari tahun 2013 sampai tahun 2017 data nikah diangka  3 pertahun 

    Tahun  2017  ; 7 peristiwa

   Tahun  2018  ;  5 Peristiwa

   Tahun  2019  ;  1 peristiwa

    Tahun  2020  ;  4 Peristiwa

 

4.DATA PERSONIL KUA LORE SELATAN

-       1. Kepala KUA/Penghulu

-       1. Pramu bakti 

-       1. Penyuluh Non Pns

                                                            

                                                                               Gintu, 18 September 2020

                                                                                Mengetahui :

                                                                                Kepala KUA Lore Selatan

 

 

                                                                                Abdul Hamid

 

 

 

DOKUMEN PENDUKUNG

 

 

      

 

 

 

 

 

      

       INSTRUMEN DATA  PENDUDUK KECAMATAN LORE SELATAN/BARAT

BERDASARKAN AGAMA DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2020

 

DESA

 

ISLAM

 

KRISTEN

 

 

 

KATOLIK

 

HINDU

 

BUDHA

 

JUMLAH

LK

PR

LK

PR

LK

PR

LK

PR

LK

PR

 

 

 

KEC. LORE SELATAN

 

1.

GINTU

42

32

756

606

1

2

3

2

-

-

 

 

2

RUNDE

1

1

412

387

-

-

-

-

-

-

 

 

3

BADANGKAIA

10

8

512

438

3

4

-

-

-

--

 

 

4

BAKEKAU

-

-

191

166

-

-

-

-

-

-

 

 

5

BULILI

8

10

365

321

-

-

4

4

-

-

 

 

6

BEWA

20

28

390

414

25

33

-

-

-

-

 

 

7

PADA

1

2

645

331

-

1

-

-

-

-

 

 

8

BOMBA

5

5

143

136

-

-

-

-

-

-

 

 

 

Jumlah

87

86

3,414

2,799

29

40

7

6

 

 

 

 

 

 

 

KEC. LORE BARAT

 

 

 

1

KALORI

25

22

288

270

-

-

-

-

-

-

 

 

2

LELIO

-

-

222

189

-

3

-

-

-

-

 

 

3.

LANGKEKA

2

3

462

452

-

-

-

-

-

-

 

 

4

KAGEROA

4

4

191

189

-

-

-

-

-

-

 

 

5

TOMEHIPI

-

-

189

187

-

-

-

-

-

-

 

 

6

TUARE

-

-

268

239

-

-

-

-

-

-

 

 

 

Jumlah

31

29

1,620

1,526

 

3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

INSTRUMEN DATA  RUMAH IBADAH  KECAMATAN LORE SELATAN

 TAHUN 2020

 

NO

 

KEC. LORE SELATAN

DESA

JUMLAH RUMAH IBADAH

LAMA

JUMLAH RUMAH IBADAH

BARU

KETERANGAN

MSJD 

MUSLH

GRJA

MSJD

MUSLH

GRJA

1

GINTU

1

 

2

 

 

Sumber ; Desa

2

RUNDE

 

 

2

 

 

 

Sumber ; Desa

3

BADANGKAIA

 

 

2

 

 

 

 

4

BAKEKAU

 

 

3

 

 

 

 

5

BULILI

 

 

2

 

 

 

 

6

 BEWA

 

 

3

1

 

 

 

7

PADA

 

 

2

 

 

 

 

8

BOMBA

 

1

1

 

 

 

 

 

NO

KEC. LORE BARAT

Desa

 

 

 

 

 

 

 

1

KALORI

1

 

1

 

 

 

 

2

 LELIO

 

 

2

 

 

 

 

3

LANGKEKA

 

 

1

 

 

 

 

4

KAGEROA

 

 

2

 

 

 

 

5

TOMEHIPI

 

 

1

 

 

 

 

6

TUARE

 

 

2